Pengertian dan Fungsi Hutan Mangrove

A. ASAL-USUL KATA MANGROVE

Mangrove berasal dari dua penggalan kata yaitu Mangue dan Grove, Mangue sendiri adalah bahasa Portugis yang berarti tumbuhan, sementara Grove adalah bahasa Inggris yang berarti belukar, sementara literatur lain mengatakan bahwa Mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno yaitu, Mangi-Mangi, kata Mangi-Mangi merujuk pada tumbuhan Avicennia yang di beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan sebutan api-api.

B. DEFENISI HUTAN MANGROVE

Mangrove adalah vegetasi pesisir yang tumbuh di daerah pasang surut rata-rata. Vegetasi hutan Mangrove pada umumnya kita temukan di daerah yang terlindung yang memiliki tanah aluvial disepanjang daerah pasang surut termasuk di daerah muara sungai. Di Indonesia Hutan Mangrove lebih dikenal dengan hutan bakau, penyebutan ini sepenuhnya tidak salah namun kurang tepat sebab bakau sendiri adalah salah satu jenis Mangrove yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Rhizopora. Mangrove adalah hutan yang secara umum dipahami sebagai pohon yang bisa mengurangi dan menahan laju abrasi di pantai. Menurut Sorianegera (1987mendefinisikan hutan Mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan terdiri dari jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizopora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Exocaria, Xylocarpus, Aegiceras, Schyphypora dan Nhypa. Sementara menurut Saenger dkk (1983) mendefenisikan mangrove sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan daerah sub tropis yang terlindung.

C. JENIS MANGROVE

Mangrove secara umum dibagia menjadi dua bagian yaitu Mangrove sejati dan Mangrove asosiasi

1. Mangrove Sejati  (True Mangrove)

Jenis Mangrove ini adalah yang secara langsung dipengaruhi oleh pasang surut air laut, biasanya Mangrove ini dari depan terdiri dari Avicennia, Sonneratia dengan perakaran  Pneumetafor atau dikenal dengan akar nafas dan dibelakang tumbuhan ini terdapat Rhizopora, Bruquiera, Excoria dan Cerios dan dibagian belakang lagi biasanya terdapat Lumnitzera, Aegiceras, Heriteria dan Xhylocarpus.

2. Mangrove Asosiasi (Mangrove Associate)

Mangrove tak sejati adalah jenis Mangrove yang dapat kita temukan di daerah daratan lainnya namun sering kita temukan bertumbuh dibelakang hutan Mangrove, contohnya seperti ketapang dan waru. Selama ini yang sering direhabilitasi, direboisasi dan direstorasi oleh berbagai stakeholder adalah jenis Mangrove sejati

Di Indonesia terdapat 202 jenis Mangrove yang dibagi menjadi 43 jenis Mangrove sejati (True Mangrove) dan 159 jenis Mangrove tak sejati, (Mangrove asosiate), melalui bentuknya Mangrove dibagi menjadi 89 jenis pohon, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Penyebaran hutan Mangrove di Indonesia hampir merata,  di Pulau Jawa 165 jenis, di Pulau Sumatera 157 jenis, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Papua, 135 jenis di Sulawesi dan 133 jenis di Maluku. Indonesia memiliki 20% dari total Hutan Mangrove dunia, saat ini sekitar 16.530.000 Hektar luas Hutan Mangrove dunia berarti Indonesia memiliki luasan sekitar 3. 490.000 Hekta, hanya saja diperkirakan hutan Mangrove Indonesia saat ini sekitar 637.000 hektar dalam kondisi kritis akibat berbagai aktivitas manusia. Oleh karena kondisi tersebut banyak pihak melakukan penanaman agar hutan Mangrove tetap lestari.

D. FUNGSI  HUTAN MANGROVE

Hutan Mangrove tidak hanya berfungsi secara ekologis dengan mengurangi laju abrasi maupun meredam badai dengan hutannya yang lebat, akan tetapi Mangrove juga berfungsi secara Biologis, Kimia dan Sosial Ekonomi. Berikut adalah beberapa fungsi hutan Mangrove:

1.  Fungsi Fisik Hutan Mangrove

Seperti penulis sebutkan diatas bahwa Mangrove berfungsi menahan laju abrasi bahkan biasanya justru menambah luas daratan, dan bukan hanya sampai disitu, secara fisik juga berfungsi menjadi tempat biota berkembang biak baik bagian atas maupun bagian bawah hutan Mangrove, bagian atas Mangrove ditempati oleh burung-burung maupun orang utan, sementara bagian bawah beragam biota laut kita temukan.

2. Fungsi Biologis Hutan Mangrove

Hutan Mangrove juga berfungsi menjadi tempat untuk mencari makan dan berlindungnya biota laut yang ada di sekitarnya, selain itu Hutan Mangrove juga berfungsi sebagai tempat memijah beberapa jenis ikan.

3. Fungsi Kimia Hutan Mangrove

Keberadaan Hutan Mangrove akan menahan laju intrusi air laut ke darat sehingga air bersih maupun air tawar di daratan tetap terjaga, selain itu, hutan Mangrove juga sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida yang 10 persen lebih kuat dibandingkan tanaman darat.

4. Fungsi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove

Hutan Mangrove juga bisa berfungsi secara sosial ekonomi, keberadaan Hutan Mangrove sekarang bukan hanya untuk keperluan kayu arang, patok lokasi rumput laut namun di beberapa tempat Hutan Mangrove sudah menjadi tempat wisata yang bisa meningkatkan perekonomian warga setempat dengan banyaknya warga yang datang di tempat tersebut. Selain itu di beberapa tempat Mangrove menjadi sumber bahan makanan dan minuman seperti tepung yang bisa dihasilkan dari buah Avicennia dan teh Mangrove dari jenis Achantus Illiciofolis (Jeruju)


Penulis : Muh. Ibrahim Bakri

Comments